Minggu, 16 Oktober 2011

Riwayat satu unit tangki air

Duduk sendirian di bangku semen
di teras kelas 3
memandang ke depan
melihat tangki air baru,
stainless steel,
tinggi besar dan berkilau,
menjulang di dalam taman bermain.

Cuaca terik menyengat,
dan pantulan di tangki air
sekilas membentuk bayangan kilas balik
sembilan bulan lalu
ketika menyaksikan
hari - hari pencarian sumber air
yang melelahkan.
Mem-bor di lapangan bulutangkis di aula,
dengan mesin yang berkekuatan besar,
dan jam - jam yang menjenuhkan
menunggu kepastian,
seberapa besar debit air bisa didapat.
Dan akhirnya,
harapan itu kandas,
karena debit dianggap tidak mencukupi,
padahal lokasi itu adalah hasil terawang
dari seorang bruder,
yang punya daya linuwih.

Kemudian berpartisipasilah
seorang bapak di tata usaha sekolah
dan dengan doa tulus
sumber air didapatkan
di dalam taman TK
Dan pengulangan kerja dilakukan
dengan harap - harap cemas
mencari sumber kehidupan
menanti lagi
dan
doa terkabul
debit air sesuai dengan yang diharapkan.

Hari demi hari berlalu,
berganti minggu,
berganti bulan
dan sekarang baru terwujud
menara dengan tangki air di atasnya.
Lelah hati sudah menunggu.


Dan kesadaran baru muncul
bahwa air memegang kendali vital,
Sumber air dulu
hanya dari sumur tua di samping perpustakaan SMP,
tidak cukup
untuk seribu jiwa selama jam sekolah,
urusan kebersihan,
urusan peturasan,
urusan kehidupan.


Pekerjaan lain sudah menunggu,
menanti gedung sekolah baru terwujud
dengan bak air sekolam renang
entah berapa bulan lagi
harus menanti.

Dan lamunan terputus,
ada murid berteriak :
" Pak, soal 89 menurun, banyu, apa artinya ? "
Ekskul Asah Otak sedang berlangsung.
Kembali ke kenyataan,
sekarang.

Rabu, 12 Oktober 2011

Adakah dokter di sini ?

di sini adalah gereja katedral santo yosef
pada hari minggu biasa
misa jam delapan pagi
duduklah di barisan bangku terdepan
di bagian tengah gereja.

di sini adalah perayaan ekaristi seperti biasa
terlihat seorang gadis kurus kecil sendiri
melangkah terburu - buru
masuk ke dalam ruangan
mencari tempat duduk
di bangku tepat di depanku
hanya dipisahkan sepotong lorong.

di sini adalah bagian komuni dari misa
dan gadis kurus kecil
entah kapan keluar ruangan,
tergesa - gesa masuk lagi ke dalam
dan mengantri terakhir
di barisan penerima hosti.

di sini adalah akhir misa,
pembacaan pengumuman
dan gadis kurus kecil merintih menderita
menyibukkan umat di kiri kanan
menggosok minyak angin di dahi
dibopong oleh dua lelaki baik hati
menuju ke luar gereja.

di sini adalah pertanyaan :
"adakah dokter di sini ?"
di rumah Sang ilahi
ketika hal apa saja dapat terjadi,
memberi atau pun mengambil,
datang atau pun pergi.

di sini adalah pertanyaan lagi,
ketika sang dokter tidak hadir,
maukah kita menolong dan memiliki hati ?
seperti janji kepada diri sendiri
ketika itu.
di sini adalah kesadaran,
kita harus menyiapkan diri
apa pun bisa terjadi
dalam segala situasi
dalam segala kondisi
apakah hati kita sedang bersembunyi ?

di sini adalah ..................
di sini
saat ini.

Senin, 10 Oktober 2011

Suatu hari, kudengar kata Spiritualitas dan Etos Kerja

Jumat dan Sabtu, 26 dan 27 Agustus 2011
dua hari yang menggembirakan,
bertemu dengan Br. Bambang.

Banyak cerita lucu terdengar,
banyak renungan yang perlu direfleksikan,
biar tugas mendatang lebih terasa menyenangkan,
menapak hari - hari dengan senyuman.

Ada kalimat hiperbola terucap
selama dua hari yang segar itu :
jatuh tigabelas kali misalnya,
untuk menggambarkan
jeleknya jalan yang harus ditempuh
untuk ,menjadi guru di tempat terpencil,
seperti terkucil.


Atau ketulusan seorang ibu guru,
di suatu desa di daerah Klaten,
dengan gaji sak bruttt...
( hanya segumpal angin yang keluar ),
tetapi dapat menikmati makan siang
nasi dengan sayur bening dan sambal,
dan kegembiraan terpancar di tutur kata sang ibu guru.


Mungkin juga takdir
yang berkata lain,
di suatu waktu,
di suatu tempat,
tak ada yang tahu,
semua sudah digariskan
menuju batas akhir,
menghadap Ilahi
dan hanya tertegun yang muncul.

Dan kesadaran
haruslah muncul,
sesudah dua hari yang ceria,
dengan canda yang menyenangkan.

Mungkin akan muncul lagi kerinduan
untuk bertemu
di kelak kemudian hari,
mengingat kembali
apa yang telah didapat,.
apa yang menjadi tekad,
apa yang akan digiatkan,
apa yang telah dikuatkan,
hanya hati di dalam
yang tahu
sejujurnya.



Yang sudah lalu biarlah berlalu
dan ada yang perlu
diperbaharui
selalu,
menyongsong esok hari
yang menanti.
Buktikan tekadmu.