Kamis, 26 Desember 2013

Tidurlah, Natarhi

Setelah setahun berlalu......

Prolog : Natarhi Tjendriani, adalah siswi kelas 7 B di SMP Budi Mulia - Pangkalpinang. 
Dua minggu lalu, mendadak sakit perut dan didiagnosa sakit maag. Mendapat obat lalu beberapa hari kemudian mendadak pingsan dan koma.  Dibawa ke Jakarta dan masuk ke ruang ICU. Diagnosa dokter, penyebabnya dalah virus yang belum diketahui, menyerang lambung,kemudian komplikasi ke ginjal dan hati. Sampel darah dikirim ke Singapura untuk diperiksa.
Sehari setelah Natal 2012, 26 Desember 2012 sore, Natarhi dipanggil kembali ke rumah Bapa di surga. Ketika mendengar kabar itu dari BBM anakku, pikiranku melayang ke dua tahun terakhir ini, mengorek kenangan tentang Natarhi selama menjadi salah satu muridku di SD Budi Mulia - Pangkalpinang.


Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan pikiran bapak melayang
melihat sosok gadis mungil 
tekun mengerjakan soal komputer
di kelas yang hingar bingar,
melihat hidung bangirmu
yang kadang berkeringat
dan rambut dikepang,
pasti meraih nilai 90.

Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan pikiran bapak melayang
menyaksikan ketekunanmu
menyelesaikan soal e-test 
di lapangan merdeka
kadang memonyongkan mulut
menghadapi soal yang susah
tapi hasilnya tidaklah menyedihkan
sampai di babak semi final
sambil ditunggui papa
dan rinai gerimis
menetes rata. 


Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan pikiran bapak melayang
tersenyum melihat keberanian
'sang komandan kecil'
menyatakan cinta kepadamu
lewat celotehan dan kertas kumal
dan kau hanya cemberut tidak suka.
memang menyebalkan.


Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan pikiran bapak melayang
tentang januari tahun ini
ketika kita bertemu mendadak
di dalam pesawat
menuju kampung halaman
sehari sebelum hari sekolah dimulai
dan ada kata yang teringat :
" semestinya bapak yang bayar tiketku..."
( dan januari ini bapak akan mengulangi peristiwa yang sama,
mungkin pada tanggal yang sama,
tapi tidak akan terjadi lagi hal yang sama,
hanya wajahmu yang terbayang nanti )


Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan pikiran bapak melayang
ketika hari menjelang kelulusan SD
ketika itu kita duduk di bangku beton
di depan kelas
dan bicara tentang zodiak :
" sifat scorpio yang selalu punya sifat kekanak - kanakan "
dan kau tersenyum simpul,
ah, pasti bintangmu scorpio,
bapak menerka sambil tersenyum juga.


Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan pikiran bapak melayang
sedih melihat accountmu di facebook
sepi tak ada teman
hanya wajah korea idolamu
yang berjejer dengan dingin dan angkuh.
apakah ini cermin hatimu,
kesepian, tak ada yang tahu ?


Tidurlah tidur bidadari kecilku *)
setelah kau lelah berjuang
melawan ketidakpastian
didera ketidaktahuan
tentang apa yang terjadi
dan maafkan bapak
karena menyalin fotomu dari facebook
tanpa permisi
dan pantas saja fotomu tak bisa diolah
dengan picasa.
mungkin kau tak suka
fotomu di-download
tapi itulah fotomu yang termodis
dengan senyum khasmu
dan kacamata berbingkai besar.

Tidurlah tidur bidadari kecilku
setelah lelah kau bermain
mimpikan dirimu dalam istana
menari lincah dan bernyanyi merdu penuh suka *)

Tidurlah tidur, Natarhi...
Tidurlah, Natarhi.
Bidadari kecil.




Epilog : 
Kumpulan foto yang sudah dicropping dari acara Pesta Perpisahan Kelas VI SD Budi Mulia lulusan 2012 di pantai Tanjung Pesona - Sungailiat :



Tanda *) adalah kutipan bait lagu "Tidurlah tidur" dari KLa Project. Mohon ijin untuk mengutipnya.)

Sabtu, 28 September 2013

Ketika daun mulai menguning ( 3 ), ibu Rosdiana

Ketika daun mulai menguning,
saat itulah sang daun
mulai mempersiapkan diri,
apakah akan menunggu
menjadi coklat
di pucuk tangkai,
dan melayang jatuh
dengan daun yang mengering
dan sedikit sobek ?
atau akan jatuh lebih dulu
dan melayang dengan anggun
terlihat masih segar,
terlihat masih indah ?


Adalah ibu Rosdiana,
yang sudah mencapai usia pensiun
akhir Juni ini,
setelah empatpuluh dua tahun mengajar,
termasuk diriku ketika di kelas 4,
dan itu bukanlah waktu yang sebentar,
bukan perjalanan yang mudah dan lancar,
penuh dinamika,
suka dan duka,
penuh nostalgia,
dan banyak cerita yang dapat dikenang
selama itu.


Adalah ibu Rosdiana,
yang dikenal tegas dan disiplin,
soal mengajar anak di kelas,
semua murid tahu,
dan tak berani macam-macam berulah,
soal bel berbunyi yang salah waktu,
itu bisa jadi complaint
di ruang tata usaha.


Adalah ibu Rosdiana,
yang bangga dengan anak-anaknya,
yang memang patut dibanggakan,
yang berdoa ke hadapan Yang Maha Kuasa,
dan dari tempat tersembunyi terdengar :
Di dalam doa Ibuku, kudengar namaku disebut......




Adalah ibu Rosdiana,
yang jadi chef di sd budi mulia,
yang sudah menyiapkan sajian
di pagi hari,
dan ketika waktu istirahat pertama tiba,
itu artinya ada makanan enak
tersaji dalam rangka suatu acara :
ulang tahun guru,
atau slametan untuk perayaan sesuatu.


Adalah ibu Rosdiana,
yang dulu ketika belum berjilbab,
memberiku hadiah buku tulis,
hadiah pertama selama sekolah,
untuk prestasi juara tiga,
dan itu melecutku
untuk lebih rajin lagi belajar,
mencapai tingkat yang lebih tinggi,
terus berlari...


Adalah ibu Rosdiana,
yang kursi dan meja kebesarannya,
terlihat kosong sekarang,
tak ada lagi 
wajah serius di seberang mejaku,
hanya kenangan yang tertinggal,
tentang suatu waktu
di suatu masa. 


Ketika daun mulai menguning, 
biarlah takdir menunjukkan jalannya,
dan hari- hari mendatang
diisi dengan kegiatan,
sesuai rencana
yang sudah dirancang,
yang diharapkan 
menjadi cemerlang.


Ketika daun mulai menguning,
biarkan sang daun menguning
pelan-pelan,
tanpa tertatih-tatih,
menuju tujuannya,
di ujung hari.






( Hari ini, Selasa 9 Agustus 2011, Upik --- anak ibu Rosdiana, mengirimkan sepucuk email kepadaku mengabarkan bahwa ibu Ros sedang menjalani kemoterapi untuk tumor Tiroid (?) yang mulai tumbuh lagi di leher kanan. Perlu waktu 2 bulan untuk menjalani terapi ini. Ibu Ros menjalani terapi di Yogyakarta, di RS Sarjito. Upik tinggal di Yogyakarta sebagai dosen UGM di Fakultas Ilmu Budaya. Cepat sembuh, bu Ros ! )

Hari ini, Sabtu, 28 September 2013, pukul 16.20, ibu Ros sudah berpulang ke Rahmatullah. Sel kanker telah merenggut senyum manisnya dari pandanganku. Masih terekam jelas senyum itu ketika kami berkunjung ke rumahnya kemarin siang. Walau lebih kurus, wajah cerah bu Ros tetap ceria dengan senyum dikulum itu. Setelah menempuh perjalanan melelahkan dari Yogya untuk sampai di rumah tercinta, ibu Ros memberiku kenangan yang tak dapat kulupakan. Sebelum pergi, ibu masih sempat bersalaman denganku. Selamat jalan, bu Ros. Senyummu selalu mengikuti. 
Yang harus pergi, tetaplah pergi. Yang ditinggal, menunggulah dengan sabar. "Janji" tetap akan datang menjemput, entah kapan. 

Kamis, 01 Agustus 2013

Berlari

Suara lirih ini ditulis ketika setiap akhir tahun ajaran, melihat generasi penerus harus pergi menuju pengalaman yang lebih tinggi, mendaki terjalnya kehidupan setiap hari. Mereka adalah kelas enam yang sudah saatnya pergi menuju esok hari, menyongsong mentari pagi. 

Berlari, nak, berlari,
kejar impian yang pasti,
lakukan dengan gigih.

Berlari, nak, berlari,
kejar impian yang jernih,
lakukan dengan setulus hati.

Berlari, nak, berlari,
kejar harapan senantiasa,
dengan langkah pasti.

Berlari, nak, berlari,
kejar harapan baru,
beralaskan iman suci.


Berlari, nak, berlari,
jaman sudah berubah,
tak ada lagi kata : tunggu.

Berlari, nak, berlari,
berlari sepanjang hari,
sendiri,
tak perduli,
sepenuh hati.

Berlari, nak, berlari,
raih yang dicari,
tinggalkan yang perih.

Berlari, nak, berlari,
sampai ke ujung janji,
sampai penat menanti,
di sepenggal jalan,
bersama hati yang luruh,
mengalir tertatih,
di ujung hari.

Berlari, nak, berlari......