Sodorkanlah acara lomba akademik
kepada murid yang memasuki
tingkat akhir sekolah dasar
di Budi Mulia tercinta ini.
Dan terbelalaklah mata
betapa kecil semangatnya
untuk berkompetisi
menunjukkan kemampuan
dan kepandaian.
Dan eluslah dadamu
melihat reaksi mereka,
dengan berbagai alasan
dan kambing hitam
yang dijadikan tameng untuk mengelak.
Tidak punya waktu,
les yang kuikuti banyak
dan waktunya berbenturan,
ibuku tidak bisa mengantar,
( atau tidak mau mengantar ? ).
ayahku tidak mengijinkan,
( tak ada gunanya, kata ayah )
takut kalah,
ucap lirih seorang anak.
( ketika mengucapkan itu, dia sudah kalah,
tak perlu berperang lagi )
Dan, eluslah dadamu sekali lagi.
Apa hadiahnya, pak ?
beberapa anak bertanya
dengan tatapan mata yang berbinar.
Apa yang dicari hanya hadiah materi ?
bukan kemampuan diri yang lebih esensi,
untuk membuktikan eksistensi
dan jati diri
dibalut harga diri.
Dan, eluslah dadamu untuk terakhir kali.
Tak ada semangat kompetisi
yang muncul di binar sorot mata mereka,
tak ada kemilau sinar antusias di raut wajah mereka,
Hanya ada jelalatan bola mata kiri dan kanan,
mencari cara untuk menghindar,
dan bergegas menuju waktu
yang telah disepakati dengan teman
untuk main game dor - doran.
Zaman sudah berubah, anak muda.
sudah berubah,
tak seperti dulu lagi,
hidup hanya dijalani
untuk kesenangan diri.
Tak ada investasi akademik berarti
untuk diri sendiri.
Eluslah dadamu sekali lagi,
kalau masih ingin kau elus.
Catatan kecil tentang keseharian Helen Muliadi di lingkungan sekolah SD dan SMP Budi Mulia, Pangkalpinang, Bangka. Mengais hikmah dan kebijaksanaan yang dapat ditemukan. Blog ini dibuat pada hari Minggu, 8 Agustus 2010.
Minggu, 26 Februari 2012
Rabu, 15 Februari 2012
Menikmati kegagalan
proses berprasangka buruk,
mencari - cari kesalahan panitia lomba,
dan tidak bersyukur.
Kegagalan adalah
mencari kutu di seberang lautan
tidak tampak gajah di pelupuk,
dan tidak bersyukur.
Kegagalan adalah
semangat yang mengendor
semua dilihat dengan kacamata negatif
dan tidak bersyukur.
Menikmati kegagalan adalah
menundukkan kepala
mengatupkan telapak tangan di dada
dan bersyukur :
Tuhan, ampuni daku.
Menikmati kegagalan adalah
memejamkan mata
meneteskan air mata
dan melihat kesadaran
betapa tidak berterimakasihnya daku
dan tidak bersyukur,
sudah ada Dia yang mengatur.
Menikmati kegagalan adalah
membuka kelopak mata
dan tersenyum simpul
dunia sangat cerah
penuh sinar kesadaran
diselingi sinar kerelaan
untuk tetap berjuang
menjalani hidup penuh tantangan.
Menikmati kegagalan adalah
..................
( huruf bergaris bawah adalah kutipan kalimat dari Br. Anton Simbolon, BM )
Langganan:
Postingan (Atom)