Setahun lalu,
ketika melongok ke kelas kenangan,
hati terperanjat,
melihat papan tulis hitam masih bertengger.
Sudah berapa tahun berlalu ?
Sudah berapa banyak debu kapur dihirup guru ?
Setengah tahun kemudian,
papan tulis hitam mulai dicopot satu,
diganti papan tulis putih,
dengan spidol baru,
yang bikin murid punya kebiasaan baru,
mengisi spidol kosong
dengan terburu - buru,
demi penghematan,
mengisi dengan tinta isi ulang,
dipakai hingga spidol hilang ujung bulu,
baru dicampakkan,
biarkan berlalu bersama debu.
Dan lihatlah,
ada nuansa baru,
ada pemandangan baru,
hitam dan putih bersanding
di depan murid,
sedikit menyembuhkan rindu,
akan kesehatan yang perlu
untuk guru,
untuk si badu muridku yang lucu.
Yang tinggal adalah penghapus abu - abu
yang membuat hati haru biru,
abu - abu bergaris putih,
kualitas nomor satu,
tanpa kayu pegangan,
hanya busa abu - abu,
masa lalu yang muncul baru.
Ada hitam dan putih,
dan sepotong abu - abu,
di ujung kelasku dahulu.
Membuatku terharu,
mengingat - ingat masa lalu,
dulu,
ketika kaki mulai berbulu,
ketika perasaan mulai abu - abu,
antara mengenakan celana pendek
atau panjang
biar tak malu
dengan bulu.
Itulah dulu.
Ada hitam dan putih
yang sudah bersanding
terlebih dahulu.
dan semoga
putih selalu menjadi pemandangan baru
di depan murid
ketika gedung baru
sudah menjelma
nanti.
tak perlu lagi
ada debu
di dalam udara
yang dihirup,
selamat tinggal
penghapus abu - abu.
Jadilah kenangan masa lalu.
berlalu bersama debu
dan haru.
( Terima kasih kepada Ivan Lindra Wijaya yang telah bersedia memperagakan memegang penghapus abu - abu )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon mencantumkan identitas anda yang jelas dan sebenarnya. Komentar dari Anonim tidak akan ditampilkan. Terima kasih.