Sabtu, 13 November 2010

Seberapa banyak salam ?

Ketika statusmu diakui sebagai guru
maka bersiaplah menerima salam
dari murid,
dengan telapak tangan terjulur
dan punggung telapak tanganmu
akan diangkat menyentuh keningnya.
Gaya budaya Jawa.


Kadang terlintas di pikiran
sejak kapan salam ini di'masyarakat'kan di sekolah ?
ide siapa ini yang memperkenalkannya ?
Ada sedikit rasa kurang 'sreg'
dengan salam ini.
Sepertinya ada gaya feodal terlihat.
Bukankah cukup hanya berjabat tangan saja ?
Tidak perlu 'mencium' telapak tangan sang guru
dengan kening,
karena
kalau tulang jari sang guru menonjol keras
maka kening sang murid akan terbentur sakit.
Karena sering menerima salam 'feodal' ini,
 terlintas di pikiran tadi,
                                                      apakah ini bisa jadi petunjuk
seberapa besar sang guru disukai ?
Artinya,
kalau tiap hari selalu mendapat salam
dari murid yang berpapasan
dan setiap hari selalu banyak
tangan terjulur,
berarti sang guru
adalah guru favorit ?
atau sang guru
                                                     sudah diakui eksistensinya ?


Tanyalah kepada semilir angin yang berhembus
di lorong sekolah.
Tanyalah kepada patung 'eyang' Don Bosco
yang setia menjaga lobby sekolah.
Tanyalah kepada lonceng sekolah
yang hanya diam terpaku diguyur air hujan
pada suatu siang kelabu
ditemani angin dingin
yang menusuk
                                         dalam.








Catatan : 
Foto yang ditampilkan hanyalah contoh gambaran Salam hormat yang dilakukan murid. Foto tidak dimaksudkan untuk men-diskredit-kan guru yang tampak dalam foto adalah seorang yang feodal. Mohon maaf kepada rekan guru yang tampil dalam foto.