Minggu, 06 November 2011

Ketika reuni menjelang...

Ketika reuni menjelang,
banyak yang tak mau datang,
karena kehilangan sebagian ingatan,
tentang suka dan duka
di sekolah dulu.
Mencoba menggali ingatan,
sambil menghapus kenangan pahit,
semuanya bercampur baur,
hanya samar - samar tersisa.

Ketika reuni menjelang,
banyak yang tak mau datang,
karena masih terbayang,
dendam yang tak jua hilang,
entah sebab apa,
entah kepada siapa,
hatinya tetap terkurung,
di remang bayang silam,
pikirannya masih terantuk
langit - langit picik,
jiwanya terikat,
di kobaran api gusar,
dan melihat hidup
penuh kebencian.


Ketika reuni menjelang,
banyak yang tak mau datang,
karena takut kehilangan muka,
hilang kepercayaan diri,
merasa tak berarti,
di hadapan kroni,
Mencoba tampil diri,
datang dengan kamuflase,
membohongi diri sendiri.

Ketika reuni menjelang,
banyak yang tak mau datang,
tak perduli hari - hari,
yang mungkin melekat di memori,
menjadikan teman karib tak berarti,
yang penting diri sendiri,
menjadi takabur diri,
dan hanya mencibir sinis,
kalian yang perlu aku,
si tinggi hati ini.

Ketika reuni menjelang,
banyak yang tak mau datang,
karena aku sudah letih,
mengais - ngais rejeki,
setiap hari,
tertatih - tatih,
tetap seperti ini.
Sungguh sedih,
meminta tapi tak ada bunyi,
dan aku makin menjauhkan diri.

Dan hari - hari reuni semakin dekat.

Ketika reuni menjelang,
banyak yang mau datang,
memamerkan diri,
dengan bangga bilang :
inilah tuanmu datang...
pongah dan takabur-nya
tak hilang - hilang
walau sudah lama berselang,
sungguh kasihan.


Ketika reuni menjelang,
banyak yang mau datang,
dengan hati tulus,
mengulurkan tangan,
sudah sekian tahun berselang,
mengapa tak bilang - bilang ?
Kugenggam tanganmu kawan,
biarkan kenangan kita tetap berjalan,
dan persahabatan kita tak terentang,
banyak hal dapat kita lakukan,
banyak suka dapat kita ciptakan,
marilah kawan bersama lagi,
demi masa depan terang benderang.

Ketika reuni menjelang,
banyak yang mau datang,
mencari keberanian,
untuk meminta maaf
atas kenakalan dulu,
atas kekhilafan dulu,
atas kebodohan dulu,
demi ketentraman hati,
demi keterbukaan pikiran,
dan kelegaan tak akan sembunyi lagi.

Ketika reuni menjelang,
banyak yang mau datang,
karena ini kesempatan,
yang mungkin tak akan terulang,
karena esok sudah mendiang
dan tinggal kenangan.



Ketika reuni menjelang,
banyak yang.......

Dan hari - hari reuni sudah datang,
sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon mencantumkan identitas anda yang jelas dan sebenarnya. Komentar dari Anonim tidak akan ditampilkan. Terima kasih.